Senin, 09 November 2009

Karies Gigi: Penyebab dan Pencegahan

Karies Gigi
Adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi yang dapat dicegah.

Etiologi Karies Gigi

Karies gigi (Dental caries) adalah penyakit multifaktorial yang meliputi:
1. Host : Gigi & saliva
2. Agent : Bakteria kariogenik
3. Environment : Substrat (Sukrosa)
4. Waktu

Faktor Risiko
1.Permukaan gigi yang retentif bagi plak dan bakteri
2.Adanya bakteri asidogenik
3.Diet yang mengandung karbohidrat
4.Tidak adekuatnya aliran saliva dan kapasitas buffer saliva
5.Rendahnya paparan terhadap fluoride baik topikal atau sistemik

Gigi & Saliva
Anatomi gigi berpengaruh pada pembentukan karies. Pit atau fisur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat retensi sisa makanan.

Morfologi Gigi
Plak yang mengandung bakteri marupakan awal bagi terbentuknya karies. Oleh karena itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan plak paling mudah terbentuk karies. Kawasan-kawasan tersebut yaitu:
a.Pit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar; pit bukal molar dan pit palatal insisif.
b.Permukaan halus di daerah proksimal sedikit di bawah titik kontak
c.Email pada tepian di daerah leher gigi sedikit di atas tepi gingiva
d.Pemukaan akar yang terbuka, yang merupakan daerah tempat melekatnya plak pada pasien dengan resesi gingiva karena penyakit periodontium
e.Tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper
f.Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan gigi tiruan jembatan

Peran saliva dalam proses karies gigi
1.aliran saliva yang adekuat mengurangi akumulasi plak pada permukaan gigi
2.berdifusinya komponen saliva (kalsium, fosfat, hidroksil, dan ion fluoride) pada plak dapat mengurangi daya larut email dan meningkatkan remineralisasi dari lesi dini karies gigi
3.Kapasitas bufer bikarbonat pada saliva dapat mereduksi atau membatasi turunnya pH ketika bakteri memetabolisir gula
4.Protein saliva membentuk pelikel yang menghambat lepasnya ion dari enamel
5.komponen saliva (IgA, lisosom, laktoperoksidase, dan laktorerin) memiliki efek antibakterial

Bakteri
Telah diketahui bahwa mikroorganisme penyebab karies gigi adalah bakteri Streptococcus mutans. Streptococcus mutans mempunyai kemampuan untuk melekat dan berkolonisasi pada jaringan mulut (Brady, 1992), hal ini karena Streptococcus mutans mempunyai berbagai polimer permukaan sel sebagai bahan antigen yang dikenal sebagai antigen B, 1/I1, IF, Pac, SR, P1 (Matshusita, 1994). Antigen tersebut berperan sebagai adhesin yang memiliki reseptor pada salah satu komponen saliva yang dikenal sebagai reseptor adhesin sehingga terjadi interaksi antara bakteri dengan saliva yang dapat membentuk lapisan biofilm di permukaan gigi atau bahan restorasi sehingga menghantar terjadinya proses kolonisasi.
Bakteri Streptococcus mutans dapat berikatan dan beragregasi dengan berbagai molekul saliva seperti: sIgA, B2, mikroglobulin, histidin rich polipeptides, glikoprotein 60 kD dan glikoprotein dengan berat molekul tinggi. Khusus untuk antigen Pac diketahui dapat berikatan dengan protein saliva dengan berat molekul 28000 kD, lisozim dan a amilase. Protein saliva yang berikatan dengan molekul Pac tersebut dikenal dengan agglutinin saliva sebagai media perlekatan (adherensi) bakteri Streptococcus mutans (Nakai dkk, 1993).
Karbohidrat yang dapat difermentasikan
Untuk dapat memicu terjadinya karies gigi, bahan makanan (Karbohidrat) harus kontak dengan permukaan gigi dalam waktu cukup lama. Karbohidrat ini apabila terdapat dalam jumlah cukup besar, sering dikonsumsi, terutama jenis yang lengket atau melekat pada gigi , maka kemungkinan terjadinya karies juga cukup tinggi.
Ada beberapa jenis karbohidrat yang dijumpai, yaitu : tepung polisakarida, sukrosa dan glukosa, dimana sukrosa paling mudah menyebabkan terjadinya karies atau lubang gigi.
Karbohidrat ini dapat dijumpai pada hampir semua makanan, sedangkan makanan atau pada jajanan yang disukai pada anak-anak banyak dijumpai pada : permen, coklat, kue-kue dan gula. Sedangkan karbohidrat dalam buah-buahan tidak menimbulkan karies, karena jumlahnya tidak banyak.
Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut fermentasi. Bila asam ini mengenai gigi dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan cairan pencuci mulut. Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi proses karies.
Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstrasel. Makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email, yaitu < 5,5. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH normal, dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karena itu, konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan demineralisasi email.
Sintesis polisakarida ekstrasel dari sukrosa lebih cepat ketimbang glukosa, fruktosa dan laktosa. Oleh karena itu, sukrosa merupakan gula yang paling kariogenik, walaupun gula lainnya tetap berbahaya. Dan karena sukrosa merupakan gula yan paling banyak dikonsumsi maka sukrosa merupakan penyebab karies utama.

Waktu
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat mempengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. pH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.
PLAK
Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli di antaranya. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp., dan Streptococcus mutans. Contoh bakteri dapat diambil pada plak.
Plak gigi merupakan endapan yang berisi bakteri beserta produk-produknya, yang terbentuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan tebentuk melalui serangkaian tahapan. Jika email yang besih dilapisi oleh lapisan organik yang amorf yang disebut pelikel. Pelikel ini terdiri atas glikoprotein yang diendapkan dari saliva dan tebentuk segera setelah penyikatan gigi. Sifatnya sangat lengket dan mampu membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi. Bakteri yang mula-mula menghuni pelikel terutama yang terbentuk kokus. Yang paling banyak adalah streptokokus. Organisme tersebut tumbuh, berkembang biak dan mengeluarkan gel ekstra sel yang lengket dan akan menjerat berbagai bentuk bakteri yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar